linimasa

Hari Down Syndrome

#info

Hari Down Syndrome Sedunia, Pahami Perbedaannya dengan Autis

Tanggal 21 Maret selalu diperingati sebagai Hari Down Syndrome Sedunia. Tanggal 21 Maret sengaja dipilih setiap tahunnya karena pada 2005 silam, Asosiasi Prancis untuk Penelitian Trisomi 21 (AFRT) mengadakan pertemuan pertama untuk memberi edukasi dan membantu pasien dalam mengenal penyakit tersebut.

Namun, hingga saat ini masih banyak orang yang kebingungan dengan perbedaan antara autisme dan down syndrome yang sesungguhnya. Mungkin sebagian orang akan menilai penyakit ini sama, namun sebenarnya penyakit ini sangatlah berbeda.

Menyadur dari Differencebetween, Kamis (21/3/2019), autisme adalah kondisi neurobehavioral yang serius dan kompleks. Ditandai oleh masalah dalam berinteraksi, komunikasi non verbal, komunikasi verbal, keterampilan sosial serta sistem motorik.

(Down Syndrome)

Autisme akan memengaruhi cara orang mengenali dunia dan berinteraksi dengan orang lain. Orang autis akan memandang, mendengarkan, merasakan dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang berbeda sama sekali.

Sementara down syndrome atau biasa disebut dengan trisomi 2 ini adalah kelainan genetik yang dipicu oleh salinan ketiga kromosom 21. Orang-orang dengan down syndrome menunjukkan mental yang setara dengan anak berusia delapan hingga sembilan tahun. Namun, beberapa individu dapat menjalani kehidupan dengan normal.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan, tonus otot yang buruk dan IQ yang lebih rendah. Gangguan ini terjadi secara kebetulan dan dapat dideteksi sejak masih berada di dalam rahim.

Lebih lanjut, autisme dapat berakibat pada melemahnya kognisi sosial dan interaksi, kekuatan sensasi yang sensitif, dan fokus kepentingan yang terbatas. Beberapa individu bahkan mengalami keterlambatan perkembangan kognitif. Ada lebih banyak sifat abnormal dari penderita autis, tapi biasanya bukan akibat dari masalah kesehatan fisik.

Sementara down syndrome ditunjukkan dengan efek khas seperti ketidakmampuan belajar, keterlambatan bicara, pandangan miring ke atas mata, keterlambatan merangkak dan berjalan, keterlambatan dalam pertumbuhan fisik mulai dari yang ringan hingga sedang.

Selain cacat intelektual, penderita down syndrome juga mengalami cacat fisik seperti perawakan pendek, memiliki wajah khas yang berbeda dengan manusia pada umumnya, dan sering menghadapi beberapa masalah kesehatan fisik.

You may also like...