linimasa

Memperingati Isra Mi’raj

#info

Apa sih Isra dan Mikraj itu penting dan penting dalam sejarah islam? Sebelum ke sana, kita harus tahu fakta di masa itu. Kehadiran Rasulullah SAW mendakwahkan kebenaran dari Allah SWT rupanya membuat orang-orang musyrik Mekah benar-benar kehilangan kesabaran. Rintangan dan teror yang ditujukan kepada Nabi dan para pengikutnya tidak lagi mempertimbangkan waktu. Orang-orang Musyrik benar-benar tidak memberikan sedikitpun kepada Rasulullah dan para pengikutnya untuk dapat bernafas lega dari kedengkian dan kejahatan mereka.

Namun pada tahun kedelapan dari kenabian, Rasulullah SAW mendapatkan beberapa cobaan yang teramat sulit dan bagi para pengikutnya. Ujian itu adalah embargo kaum kafir Quraisy dan sekutunya terhadap umat Islam. Aksi embargo ini masih dijalankan sementara waktu telah diluncurkan bulan Haram. Berharaplah para nabi tentang para sahabatnya tetap merasakan penganiayaan dan kedhaliman dari mereka yang biasanya menentang semua aktivitas permusuhan melawan lawan-lawannya. <>

Setelah mendominasi tahun mendakwahkan agama Allah kepada kaumnya dengan didampingi dan didukung oleh dua orang kuat suku Qurays, termasuk pamannya Abu Thalib dan berbicara Khadijah, maka pada tahun ini Rasulullah pun harus rela kompilasi yang ingin menghadap Sang Rabb. Dengan demikian, pada waktu itu Nabi tiada lagi memiliki pembela yang cukup kuat di hadapan kaumnya sendiri yang memusuhi kebenaran. Dalam sejarah Islam tahun ini disebut ‘amul huzni, tahun kesedihan.

Rasulullah kemudian mengijinkan para pengikutnya untuk berhijrah ke Thaif. Namun rupanya Bani Tsaqif yang menguasai tanah Thaif menyetujui memberikan sambutan hangat kepada para sahabatnya. Mereka yang datang meminta pertolongan ditolak diusir dan dihinakan meminta rupa. Mereka dilempari batu hingga harus kembali dengan kondisi berdarah-darah.

Selamanya cobaan berat ini berhasil Rasulullah dan para sahabatnya pada tahun yang sama, yaitu tahun kedelapan kenabian.

Atas percobaan yang teramat berat dan bertubi-tubi ini, maka Allah SWT kemudian memberikan ”persiapan pengembangan” untuk Muhamad SAW yang sedang berkabung dengan segala situasi dan perasaannya. Rasulullah menerima ”sepaket perjalanan rekreasi” untuk mendapatkan kembali ghirroh (semangat) perjuangannya dalam menegakkan misi Tauhid di Bumi.

”Paket perjalanan” yang kemudian disebut sebagai Isra ‘Mi’raj ini sejatinya adalah pesan untuk seluruh umat Muhammad itu, segala macam percobaan yang mengalahkan apa pun haruslah kita lihat sebagai sebuah permulaan dari akan dianugerahkannya sebuah kemakmuran bagi kita.

27 Rajab, Nabi Muhammad SAW dapat langsung menuju langit dari Makkah, namun Allah tetap menuju Masjidil Aqsha, pusat peribadahan nabi-nabi sebelumnya. Ini bisa berarti umat Islam tidak memiliki larangan untuk sesama manusia, juga untuk golongan di luar Islam. Hal ini karena, Islam mengenai peraturan sebelum Islam, seperti pertimbangan khitan yang telah disyariatkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS.

Perintah Shalat

Setelah melewati Masjidil Aqsha, Nabi langsung diangkat hingga langit tujuh, lalu Sidratul Muntaha dan Baitul Ma’mur.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan, pada saat kejadian Mi’raj, Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Ma’mur, Allah SWT mewajibkannya umat Islam yang dipimpinnya untuk mengerjakan shalat limapuluh kali sehari-hari. Nabi Muhammad menerima begitu saja dan langsung diselesaikan.

Namun Nabi Musa AS mendukung, umat Muhammad tidak akan kuat dengan limapuluh waktu itu. ”Aku sudah belajar dari pengalaman umat manusia sebelum kamu. Aku pernah mengurusi Bani Israil yang sangat rumit. Kembalilah kepada Tuhanmu dan mitalah keringanan untuk umatmu.

Nabi Muhammad kembali menghadap Sang Rabb, meminta keringanan dan ternyata dikabulkan. Tidak lagi lipapuluh waktu, tapi sepuluh waktu saja. Nabi Muhammad pun berlalu. Namun Nabi Musa tetap tidak yakin umat Muhammad mampu melakukan shalat sepuluh waktu itu. “Mintalah lagi keringanan.” Nabi Kembali dan akhirnya memeroleh keringanan, menjadi hanya lima kali saja.

Sebenarnya Nabi Musa masih berkeberatan dengan lima waktu dan menyuruh Nabi Muhammad untuk meminta kembali keringanan. Namun Nabi Muhammad tidak menantang. “Aku sudah meminta keringanan untuk Tuhanku, sampai aku malu. Sekarang aku sudah ridha dan pasrah.

Nabi Muhammad memang menerima pendapat Nabi Musa AS memang benar adanya. Lima kali sehari shalat semalam masih memberatkan. Namun lima waktu itu bukan merupakan bentuk keringanan ?! Demikianlah.

Shalat telah diberikan untuk Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya sejak diturunkannya firman Allah pada awal kenabian,

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ. قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلاً

Hai orang yang berselimut (Muhammad),), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)… (QS. Al-Muzzammil, 73: 1-19)

Ini adalah petunjuk yang disampaikan Rasulullah dan para pengikutnya yang baru mendapatkan sedikit kala yang harus dibayar untuk mendapatkan di tengah malam untuk keperluan perbantahan. Menurut Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Qatadah, dan ulama salaf lainnya, wajib shalat malam dihapuskan setelah ayat ke 20 atau ayat terakhir dari surat al-Muzammil ini dikirim oleh Allah SWT.

إن ربك يعلم أنك تقوم أدنى من ثلثي الليل ونصفه وثلثه وطائفة من الذين معك والله يقدر الليل والنهار علم أن لن تحصوه فتاب عليكم فاقرؤوا ما تيسر من القرآن علم أن سيكون منكم مرضى وآخرون يضربون في الأرض يبتغون من فضل الله

Sesungguhnya Tuhan mengerti bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu kamu. Dan Allah mengatur ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu pernah dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian besar karunia Allah…

Pelaksanaan ibadah shalat menunjukkan Baitul Maqdis di Yerusalem merupakan salah satu tempat yang sangat penting posisinya dalam agama Islam sebagai kiblat pertama umat Islam. Kurang lebih 13 tahun lamanya Nabi Shalat dan para pengikutnya menghadap Baitul Maqdis, sebelum akhirnya Allah memanggil umat Islam untuk memindahkan kiblatnya ke Ka’bah di Makkah. Pemindahan Arah kiblat ini terjadi di tengah-tengah ibadah shalat sedang berlangsung. Masjid tempat shalat kompilasi pindah kiblat ini diturunkan hingga sekarang disebut Masjid Kiblatain (Masjid Dua Kiblat).

Allah senantiasa melibatkan Masjidil Aqsho dalam setiap perkembangan ajaran-ajaran seputar Shalat. Ditempatkan menghadap ke Baitul Maqdis sebelum pindah kiblatnya ke Ka’bah. Perintah Shalat lima waktu diterima setelah Rasulullah diberuniai singgah di Baitul Maqdis (QS. Al-Isra ‘, 17: 1) dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha.

Imam Syafi’i menyatakan, “Saya sangat suka beri’tikaf di Masjid (Baitul Maqdis), lebih dari Masjid manapun.” Ketika membahas alasannya, menjawab, “Di sinilah tempat yang dibicarakan dan dikuburkannya di bawah Nabi Allah.”

Waktu-waktu Shalat

Jabir bin Abdullah RA menjelaskan pada siang hari sebelum Matahari benar-benar di atas titik atas, Rasulullah Muhammad SAW kembali didatangi oleh malaikat Jibril AS seraya ingin bertanya, “Bangunlah Wahai Rasulullah dan lakukan shalat.”

Mendengar panggilan ini, Maka Nabi Muhammad pun segera melakukan shalat Dzuhur kompilasi Matahari telah mulai tergelincir.

Ketika bayang-bayang tampak mulai dari yang asli, malaikat Jibril berkata, “Bangun dan lakukan shalat lagi.”

Demi mendengar perintah ini pun, Rasulullah SAW kemudian segera melakukan shalat Ashar kompilasi panjang bayangan semua benda. Kemudian waktu Maghrib bertanya dan Jibril bertanya, “Bangun dan lakukan shalat.” Maka dia MELIHAT melakukan shalat Maghrib

Kemudian waktu Isya`maksudkan dan Jibril berkata, ”Bangun dan lakukan shalat.” Maka Rasulullah SAW pun segera melakukan shalat Isya` kompilasi syafaq (mega senja merah) coba. Waktu sholat Isya ‘ini menjadi waktu sholat terpanjang karena Jibril baru dibangunkan kembali Nabi Muhammad kompilasi

Kemudian waktu Shubuh bertanya dan Jibril berkata, “Bangunlah wahai Rasulullah dan lakukanlah shalat.” Maka Rasulullah SAW melakukan shalat Shubuh waktu kompilasi fajar meminta. (HR Ahmad, Nasa’i dan Tirmidzy)

Tentang waktu sholat Shubuh ini Abu Hurairah RA meriwayatkan sebagai kompilasi Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mendapatkan satu rakaat dari shalat shubuh sebelum tebit matahari, maka dia termasuk orang yang mendapatkan shalat shalat. Dan orang yang mendapatkan satu rakaat shalat Ashar sebelum matahari didapat, maka dia termasuk mendapatkan shalat Ashar. “(HR Muslim)

You may also like...